Jumat, 05 Februari 2016

GEMPABUMI DAN BANGUNAN

Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi.

Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.

Akibat Gempabumi                                                            
  • Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)
  • Likuifaksi ( liquifaction)
  • Longsoran Tanah
  • Tsunami
  • Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)





Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi
  • Kekuatan gempabumi
  • Kedalaman gempabumi
  • Jarak hiposentrum gempabumi
  • Lama getaran gempabumi
  • Kondisi tanah setempat
  • Kondisi bangunan

Gempa yang terjadi dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu : gempa ringan, sedang, dan besar.
  1. Gempa ringan yang terjadi tidak mengakibatkan efek yang berarti pada struktur,
  2. Gempa sedang sedikit berakibat pada struktur tapi masih aman,
  3. Gempa yang besar, sudah mengakibatkan kerusakan pada struktur, tapi strukturnya masih tetap berdiri dan tidak roboh. Itulah pentingnya perencanaan bangunan tahan gempa, agar bangunan yang kita tempati aman, stabil, dan tidak mudah roboh saat terjadi gempa.

Berikut ini ada prinsip- prinsip yang dipakai dalam perencanaan bangunan tahan gempa :
  1. fondasi bangunan yang baik haruslah kokoh dalam menyokong beban dan tahan terhadap perubahan termasuk getaran. Penempatan fondasi juga perlu diperhatikan kondisi batuan dasarnya.Pada dasarnya fondasi yang baik adalah seimbang atau simetris. Dan untuk pondasi yang berdekatan harus dipisah, untuk mencegah terjadinya keruntuhan local ( Local Shear).
  2. Kolom harus menggunakan kolom menerus (ukuran yang mengerucut/ semakin mengecil dari lantai ke lantai). Dan untuk meningkatkan kemampuan bangunan terhadap gaya lateral akibat gempa, pada bangunan tinggi ( high rise building) acapkali unsur vertikal struktur menggunakan gabungan antara kolom dengan dinding geser (shear wall).
  3. Bentuk Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris, dan dipisahkan (pemisahan struktur). Untuk menghindari adanya dilatasi (perputaran atau pergerakan) bangunan saat gempa.
  4. Bahan bangunan harus seringan mungkin

Soft story



Soft story adalah istilah yang sering digunakan dalam pembahasan tentang struktur gedung tahan gempa. Soft story artinya lantai lunak. Sekedar analogi, kita bisa misalkan gedung bertingkat sebagai lapisan-lapisan batu bata yang ditumpuk di atas sebuah meja. Tiap lapisan batu bata merinpresentasikan lantai gedung. Sementara itu ada tumpukan batu bata lain. Tapi di tengah- tengah tumpukan tersebut, ada satu lapisan yang batu batanya mempunyai rongga yang cukup besar di dalamnya.

Kasus bangunan yang mengalami soft sory

Lapisan batu bata lunak ini bisa di interpresentasikan sebagai soft story. Jika lapisan lunak ini berada di lantai paling atas, tentu bukan masalah. Justru yang jadi masalah adalah kalau lantai lunak ini berada pada lapisan atau lantai yang paling bawah. Dan.. kenyataannya memang seperti ini yang banyak dijumpai di lapangan. Mengapa demikian? 

Jawabannya karena kekakuan dinding bata diabaikan.            
Gedung-gedung tinggi yang bertipe gedung perkantoran, hotel, atau apartemen, khususnya di kota-kota besar, pada umumnya mempunyai lobi yang berada di lantai dasar atau lantai ground. Ciri-ciri lantai lobi adalah :
  1. Tinggi antar lantainya biasanya lebih besar daripada lantai tipikal di atasnya. Arsitek biasanya menginginkan hal ini agar ruangan lobi terlihat lebih besar, luas, dan megah.
  2. Karena ingin luas, maka di lantai lobi, penggunaan dinding bata relatif lebih sedikit daripada di lantai-lantai atas yang memang membutuhkan dinding-dinding sekat antar ruangan.


 Lantai Lunak Akibat Bukaan yang Lebih Banyak
               
Akibatnya, seperti yang terlihat pada gambar di atas, lantai paling bawah menjadi lantai yang paling lunak (kurang kaku) dibandingkan lantai di atasnya. Salah satu solusinya adalah menambah ukuran kolom sebesar mungkin sehingga bisa mengimbangi kekakuan- kekakuan lantai di atasnya.

sumber:


Kamis, 04 Februari 2016

MENGATASI REMBESAN AIR PADA BANGUNAN

Di musim hujan sekarang ini, ada beberapa hal yang bisa kita khawatirkan. Diantaranya banjir, banyaknya penyakit, aktivitas yang kadang terganggu disaat hujan (kehujanan di jalan bagi pengguna motor, pejalan kaki). Selain itu ada juga gangguan pada bangunan rumah seperti rembesan air hujan. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut tentang masalah rembesan air hujan pada bangunan.
Rembesan air pada dinding rumah biasanya terjadi pada musim hujan, karena pada musim tersebut curah hujan yang tinggi dan frekwensi dinding rumah terpapar oleh air hujan juga cukup lama. Rembesan air juga umumnya ditemui pada dinding yang berbatasan dengan toilet atau dinding bagian bawah rumah yang elevasinya dekat dengan lantai.
Dinding yang rembes karena bisa menyebabkan beberapa hal berikut ini. 
  1. Adanya jamur pada dinding sehingga secara tidak langsung akan mengganggu kesehatan.
  2. Cat dinding yang menggelembung dan akan mengelupas
  3. Ruangan menjadi lembab
  4. Muncul bau tidak sedap yang berasal dari bau lembab dan cat.







Umumnya rembesan air pada dinding diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu:

Plesteran dinding luar tidak bersifat waterproof (tahan air) dan dampproof (tahan lembab), sehingga air (utamanya air hujan) dapat dengan mudah merembes dan menembus masuk kedalam dinding. Akibatnya akan muncul bercak-bercak noda pada dinding, dan biasanya pada bagian interior cat akan menggelembung karena air yang terperangkap diantara cat dan bidang dinding.
Akibat adanya keretakan pada dinding, keretakan ini bisa terjadi pada dinding rumah bagian luar (eksterior) dan dinding bagian dalam (interior). Keretakan dinding ini sendiri biasanya terjadi karena campuran aggregat yang kurang bersih, sehingga PC tidak mengikat aggregat halus secara sempurna. Akibatnya komposisi PC dan aggregat mudah sekali untuk terlepas bila terjadi perbahan suhu (panas dan hujan) secara terus menerus.
Dinding luar (eksterior) terpapar air hujan secara terus menerus atau bisa terjadi pada dinding bagian dalam yang berbatas dengan kamar mandi atau dinding bagian bawah yang berdekatan dengan lantai yang kondisi air tanahnya cukup tinggi dan lapisan trasraam yang kurang baik.


Solusi

Jika rumah anda baru akan dibangun, maka anda dapat mempertimbangkan untuk mencampur mortar sebagai bahan plesteran dinding dengan zat aditif integral waterproofing (redseal plesteran). Anda juga bisa mensubtitusi bahan trasraam, umumnya trasraam dibuat dari susunan bata yang dilapisi mortar cement. Tetapi jika ingin mencoba bahan lain untuk trasraam, ada beberapa kombinasi material yang bisa anda gunakan, diantaranya adalah: trasraam dari lapisan aspal, karet trasraam, trasraam seng papak, susunan bata yang diplester dengan semen emulsi yang kedap air.

Jika rumah anda adalah rumah lama, maka ada beberapa solusi treatment yang bisa dilakukan, diantaranya adalah:

1. Perawatan dan Perbaikan Dinding Rumah Bagian Luar

Jika rembesan air hanya meninggalkan noda berupa spot-spot yang tipis, maka rembesan air ini dapat diatasi dengan waterproofing yang biasa kita temui di toko-toko bahan bangunan, anda tinggal memilih waterproofing type coating. Tapi bila rembesan air yang terjadi cukup besar dan membuat dinding rumah bagian dalam rusak parah, maka waterproofing type coating kurang cocok untuk digunakan karena waterproofing type coating tidak kuat menahan tekanan air dari dalam tembok.
Hasilnya waterproofing tersebut akan menggelembung. Sama halnya dengan penggunaan cat minyak untuk menahan rembesan air, ide ini kurang tepat karena air dari dalam dinding akan melarutkan zat alkali semen, kemudian zat alkali semen yang bertemu dengan cat minyak (alkyd) menghasilkan reaksi penyabunan yang menyebabkan cat minyat melunak dan terlepas dari dinding.
Untuk mengatasi masalah ini, anda dapat melakukan plesteran ulang atau melapisi plesteran lama pada dinding bagian luar rumah dengan plesteran baru yang ditambahkan zat aditif. Zat aditif yang cocok untuk dinding waterproofing adalah redeseal atau Weldcrete coating, redseal ini adalah waterproofing yang anti lembab (dampproof) sementara Weldcrete coating adalah zat aditif campuran mortar untuk aplikasi anti air.
Bila rembesan air disebabkan oleh adanya keretakan pada dinding bagian luar rumah, maka proses perbaikan harus difokuskan pada bagaimana mengatasi dan memperbaiki keretakan dinding luar rumah anda. Untuk dinding yang retaknya < 1 mm, anda dapat menambal bagian yang retak tersebut dengan campuran mortar semen yang ditambahkan Weldgrout. Weldgrout adalah zat aditif berupa bahan perekat yang waterproofing dan biasanya ditambahakan pada campuran mortar (PC+aggregat halus) untuk plesteran dinding luar rumah. Jika retakan dinding luar besarnya > 1 mm, solusinya adalah: potong area atau bidang dinding yang retak menggunakan mesing pemotong keramik (ceramic cutter), bisa juga dengan melebarkan area retakan dengan menggunakan betel. Kemudian retakan yang sudah dipotong atau dilebarkan itu lalu dibersihkan dan dilembabkan. Buat campuran mortar yang ditambahkan Weldgrout, kemudian isi semua celah retakan yang sudah dibersihkan tadi dengan campuran mortar+Weldgrout.

2. Perawatan dan Perbaikan Dinding Rumah Bagian Dalam

Jika dinding rumah anda berhimpitan atau berdempetan dengan dinding rumah tetangga (rumah couple), plesteran dinding lama yang rembes atau lembab dibagian dalam rumah bisa dikupas atau dibobok sampai bertemu dengan lapisan batu bata/batako atau beton. Bersihkan dan lembabkan permukaan batu bata/batako atau beton tersebut. Buat campuran mortar (PC+aggregat halus) untuk plesteran dinding dalam, kemudian campurkan dengan zat aditif Weldgrout. Campuran antara mortar dan Weldgrout akan menghasilkan mortar waterproofing untuk menutup dan melapisi dinding dalam yang terindikasi rembes atau lembab.
Campuran mortar dan Weldgrout selanjutnya bisa anda aplikasikan untuk melapisi dinding bata/batako atau beton, lapisi dinding dalam rumah anda dengan dengan mortar waterproofing setebal +/- 5 mm. Setelah dinding bagian dalam anda plester ulang dengan mortar waterproofing, selanjutnya anda dapat mengecat ulang dinding bagian dalam tersebut dengan cat yang ditambahkan zat aditif berupa Weldnat
Jika rembesan air dibagian dalam rumah (interior) tidak terlalu parah, anda juga dapat mencoba solusi ekonomis dengan memanfaatkan zat aditif tanpa harus menggunakan mortar. Kupas cat lama pada bagian yang lembab atau rembes sampai bertemu dengan acian/plesteran dinding, bersihkan dengan air dan tunggu sampai dinding tersebut kering. Lebih baik jika anda melakukannya dimusim kering, sehingga kecil kemungkinannya dinding rumah anda lembab atau rembes akibat terpapar air.
Jika dinding tersebut telah kering, gunakan zat aditif Weldcrete coating dengan takaran 1 Kg Weldcrete coating untuk menutupi dinding seluas +/- 5 m2. Tunggu beberapa hari setelah anda melapisi dinding lama dengan Weldcrete coating, baru kemudian anda cat ulang dinding bagian dalam rumah Anda, jangan lupa campurkan zat aditif Weldnat pada cat yang akan Anda gunakan.
Pencegahan terbaik untuk mengatasi rembesan adalah saat pelaksanaan pekerjaan dinding dan pengecoran atap beton dag.  Beberapa hal berikut yang harus diperhatikan untuk mencegah penyebab dinding rembes dan cara mengatasinya.
  1. Saat pekerjaan plesteran dipastikan bahwa metode yang dilakasanakan sudah benar. Dari segi bahan dan campuran semen dengan pasir gunakan maksimal campuran 1:5.
  2. Pekerjaan atap dag beton. diusahakan saat pengecoran benar-benar maksimal sehingga tidak menimbulkan rongga atau keropos. Karena rongga beton sangat berbahaya apabila terkena air hujan bisa merembet kemana-mana.
  3. Setelah atap dag beton mengeras, lakukan pekerjaan waterproofing dengan semen khusus seperti sika, fosroc, dan sebagainya. oleskan adukan waterproofing pada atap dag beton.
  4. Pekerjaan dinding Kamar mandi sebaiknya menggunakan keramik dinding. Sebelum pemasangan keramik oleskan waterproofing sebelum diplester. pertama, plester tipis pada pasangan bata. setelah kering kemudian diberi waterproofing. Tunggu beberapa hari setelah kering baru diplester kemudian pasang keramik.
  5. Cek pemipaan air hujan yang ada di atas atap. dipastikan tidak ada kebocoran.
sumber:
sumber gambar:

inovasi pondasi drum