Salah satu bangunan yang kental dengan budaya Cina
yaitu bangunan Gereja Santa Maria de Fatima. Bangunan gereja ini memiliki
hiasan singa, tulisan Mandarin dan hiasan pintu berwarna merah dan kuning dan
atap bangunan yang berbentuk wallet menandai pemiliknya terdahulu yang
merupakan bangsawan. Gereja ini memperlihatkan berdirinya gereja di antara
kentalnya budaya Cina di Glodok ini. Berdirinya Gereja Katolik ini tidak
terlepas dari peran misionaris-misionaris yang berkarya di tengah masyarakat
Cina.
Asal penamaan Gereja Santa Maria de Fatima berasal
dari nama ibu Yesus yaitu Bunda Maria yang dikenal sebagai ibu suci dan
bijaksana. Asal kata Fatima berhubungan dengan peristiwa penampakan Bunda Maria
di hadapan tiga anak kecil yang merupakan gembala domba di Fatima. Fatima
merupakan salah satu daerah kota di Portugis/Portugal. Pertemuan Bunda Maria
dan ketiga anak kecil ini digambarkan dalam miniatur replika Bukit Maria de
Fatima yang dibangun di sebelah kiri gereja.
miniatur replika Bukit Maria de Fatima
sumber : dokumentasi pribadi 13 April 2018
Bangunan Gereja Santa Maria de Fatima ini dibeli oleh
Willhelmus Van Eeden SJ, pastur Belanda yang sebelumnya berkarya di Mangga
Besar. Pembelian bangunan ini sesuai dengan tugas dari Vikaris Apostolik
Jakarta, Mgr. Adrianus Djajasapoetra pada tahun 1953, Tanah dan bangunan tersebut dibeli dari seorang letnan bergelar
Luitenant der Chinezen bermarga Tjioe yang memimpin daerah Glodok masa
pendudukan Belanda. “Tanah sekitar satu hektar yang meliputi kompleks Gereja
hingga pagar tinggi di sisi belakang dan kompleks sekolah Ricci I sekarang ini
dibeli seharga Rp. 3.000.000,00”.(Paroki Santa Maria, 1995). Pembayaran uang
ini tidak dibayarkan secara tunai, pembayaran tersebut dapat dilunasi pada
tahun 1954 dengan mengusahakan usaha kursus bahasa asing seperti Inggris dan
Mandarin dan donatur di Gereja.
“Bangunan gereja yang merupakan rumah Luitenant der
Chinezen ini memiliki bagian-bagiannya yaitu, halaman depan, ruang tamu,
halaman tengah sebagai taman, ruang doa keluarga dan tempat tinggal
keluarga.”(Paroki Santa Maria, 1995). Terdapat tiga bangunan yang berdiri di
kompleks rumah ini, yang mana dua bangunannya mengapit ruang terbuka yang
digunakan sebagai tempat keluarga dan ruang doa keluarga. Ruang terbuka
tersebut, ditutup dengan tembok yang kemudian menjadi ruang gereja. Tempat
sembahyang sebelumnya digunakan sebagai altar gereja. Di depan bangunan gereja
terdapat dua patung singa yang melambangkan kebangsawanan pemiliknya terdahulu.
Pembangunan fasilitas gereja terus dilaksanakan yaitu pembangunan kapel pertama
Toasebio pun telah berdiri tahun 1954. Kapel ini memanjang dari pintu gerbang
gereja hingga sebatas pilar/ tiang besar. Kapel ini digunakan untuk tempat misa
jemaat Katolik.
Tata letak ruang Gereja Katolik Santa Maria De Fatima
sumber: dokumentasi Paroki Toasebio, 2009
Patung Singa
sumber : dokumentasi pribadi 13 April 2018
Peletakan ruang utama gereja terdapat di pusat
bangunan, sedangkan ruang lainnya berada di bagian depan, belakang, samping
kanan dan kiri sehingga membentuk pola tapal kuda. Pola penataan ruang pada
gereja ini tampak simetris dengan ruang terbuka atau courtyard yang berulang
dan bertahap sehingga terlihat susunan atap yang semakin meninggi ke belakang.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi bangunan semakin penting artinya
sebagai bangunan utama. Bangunan utama ini ditempati oleh generasi tertua yang sekarang
difungsikan sebagai pastoran, sedangkan generasi yang lebih muda menempati
bagian kanan dan kiri bangunan yang menghadap ke arah courtyard yang sekarang
dijadikan sebagai ruang sekretariat, ruang pertemuan dan ruang serbaguna. Outer
courtyard pada gereja ini dibangun dan digunakan sebagai area panti umat yang
mampu menampung 600 umat, sedangkan pada inner courtyard tetap dipertahankan
sebagai taman. Peletakan main gate pada gereja ini mengalami perubahan letak,
yaitu berada di tengah sehingga tidak sesuai dengan main gate pada rumah
tinggal khas Tionghoa yang berada di samping bangunan. Denah pada gereja ini
sangatlah berbeda dengan konsep gereja Katolik yang pada umumnya, letak altar
atau ruang utama terletak pada bagian paling belakang bangunan.
Denah Gereja Katolik Santa Maria De Fatima
sumber: dokumentasi Paroki Toasebio, 2009
sumber:
Thamrin Diana, Arifianto Felik. 2015. “KERAGAMAN BUDAYA TIONGHOA PADA INTERIOR GEREJA KATOLIK (Studi kasus: Gereja Santa Maria De Fatima di
Jakarta Barat)”. Universitas
Kristen Petra – Surabaya
Purba Melina, 2013. “Pengaruh Gereja Santa Maria de
Fatima Terhadap Masyarakat Cina di
Glodok 1955-1970” Universitas Indonesia - Depok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar